BANTARJAYA –
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University
bekerja sama dengan Pemerintah Desa Bantarjaya, Kecamatan Rancabungur,
Kabupaten Bogor, menyelenggarakan Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pemuda
Desa dalam Membangun Data Desa Presisi di Desa Bantarjaya.
Kegiatan ini merupakan salah satu
rangkaian dalam Membangun Data Desa Presisi di 12 Desa Lingkar Kampus IPB
University.
Dalam
rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Kamis (19/11/2020) disebutkan,
kegiatan Desa Bantarjaya mendapat kesempatan sebagai desa pertama yang
didatangi untuk memulai kegiatan pengambilan data sensus melalui aplikasi
MERDESA.
Acara ini dihadiri oleh Lukman
Hakim selaku Dosen Mengabdi IPB University, La Elson (fasilitator spasial) dan
Ahmad Aulia Arsyad (fasilitator sosial) sebagai Alumni Mengabdi serta empat
mahasiswa IPB Goes to Field.
Dari
pihak desa, hadir sejumlah aparat desa serta 40 pemuda desa yang akan berperan
sebagai enumerator.
Data Desa Presisi merupakan
gagasan Dr Sofyan Sjaf, yang memandang persoalan pembangunan desa di Indonesia
saat ini adalah efisiensi, efektivitas, dan tingkat akurasi data.
Ketiga
unsur penting tersebut dibutuhkan untuk menghasilkan sumber data yang dapat
menggambarkan secara aktual kondisi desa-desa di Indonesia.
Pada
kesempatan ini, Wahid selaku perwakilan kepala desa mengatakan bahwa Pemerintah
Desa Bantar Jaya sangat mengapresiasi program membangun data desa presisi dari
IPB University.
“Dilatarbelakangi oleh adanya
perbedaan data di antara desa dengan kecamatan sehingga adanya data presisi ini
menjadi sangat penting untuk kemajuan suatu desa, khususnya Desa Bantar Jaya,”
ujarnya.
Ia menambahkan bahwa jumlah
kepala keluarga Desa Bantar Jaya kurang lebih 3.125 dan totalnya 10.000 jiwa
(berdasarkan data dari Disdukcapil).
Terkait dengan data spasial,
salah seorang perwakilan dari LPPM IPB University La Elson menjelaskan bahwa
sudah ada 2.182 bangunan yang telah terpotret di peta dasar Desa Bantarjaya
yang kemungkinan akan berbeda dengan jumlah bangunan yang ada di lapangan
nanti.
Hal tersebut disebabkan oleh
adanya halangan pepohonan saat pemotretan peta dilakukan dari atas.
Sementara itu salah seorang
perwakilan dosen IPB University, Lukman Hakim menyampaikan bahwa akan ada lima
mahasiswa dari IPB University yang akan membantu dalam proses sensus.
Sebab berdasarkan data yang telah
diperoleh, terdapat perbedaan antara data hasil sensus dengan data yang selama
ini ada.
Sehingga
diperlukan data presisi agar dapat mengetahui kondisi desa terkini. Ia juga
berharap dapat menghasilkan hal-hal yang positif seperti transfer inovasi tepat
guna untuk diberikan kepada masyarakat.
Selain Desa Bantarjaya, kegiatan
serupa juga digelar di Desa Sinarsari dan Desa Cihideung Ilir.
Pelaksanaan pelatihan di
Cihedeung Ilir dihadiri oleh Wakil Kepala LPPM Bidang Pengabdian Masyarakat,
Dr Sofyan Sjaf untuk mendampingi pemuda desa dalam mempersiapkan data
desa presisi.
“Data desa presisi sangat
ditentukan peran dan partisipasi pemuda desa dalam proses penginputan data
presisi. Sebab, data presisi ini akan dijadikan dasar dalam menyusun dan
merencanakan pembangunan desa dan program-program pemberdayaan yang menyentuh
masyarakat kelas menengah bawah,” ujarnya.
Kepala Desa Cihideung Ilir
berharap pemuda desa terus mengawal dan berpartisipasi dalam penginputan data
ini sehingga dapat memotret potensi desa Cihideung Ilir. “Dari data potensi
desa ini kita dapat merencanakan bentuk program pembangunan yang dibutuhkan
masyarakat,” katanya.
Sumber:
Bogor Kita (20/11/2020)
No comments:
Post a Comment